Ketika Gibran bertanya pada Cak Imin, bagaimana langkah Cak Imin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE. Cak Imin jujur mengatakan dia tidak tahu SGIE apa yang dimaksud Gibran.
Kemudian, Gibran kembali menjabarkan pertanyaannya dan menjelaskan sedikit soal SGIE. Tapi, Gibran justru melihat catatan yang ada pada di podium saat dia menjelaskan kepanjangan dari SGIE.
“Baik Gus, kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, otomatis kita harus ngerti juga masalah SGIE. SGIE itu adalah State of Global Islamic Economy," katanya.
"Misalnya, sekarang yang sudah masuk peringkat 10 besar adalah makanan halal kita, skincare halal kita, fashion kita. Nah, itu yang saya maksud, Gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya, Gus,” katanya.
Poin pertama adalah Gibran baru menjelaskan di akhir, bukan di awal. Ini namanya licik dan sengaja mau menjebak. Kalau bukan licik, saya tidak tahu kata lain yang cocok menggambarkan perangai Gibran.
Poin kedua, Gibran lihat contekan saat menjelaskan SGIE. Artinya kemungkinan besar dia sendiri pun tidak tahu apa itu SGIE secara mendetil. Bisa jadi ini dipersiapkan oleh tim khusus dan Gibran terima beres. Ini ibarat, ada anak sekolahan, malas belajar, terima jawaban beres. Timnya yang lebih banyak bekerja sedangkan Gibran lebih santai.
Jadi teringat saat ditanya pembangkit listrik tenaga sampah, jawabnya ada di buku. Hahaha. Apa-apa lihat di buku, anak kecil juga bisa.
Saya baru paham kenapa di debat kedua ini boleh bawa kertas dan contekan. Ternyata semuanya jadi masuk akal. Apakah ini demi memudahkan langkah sang anak muda yang sok pintar tapi sebenarnya memalukan? Silakan nilai sendiri.
Ini adalah alasan lain kenapa Gibran bukan orang yang layak jadi panutan apalagi jadi wakil presiden. Terlalu jauh kualitasnya. Semua kehebatan yang terlihat selama ini, sepertinya lebih dikarenakan ada tim yang membantu di belakang. Tanpa mereka, Gibran itu tidak ada apa-apanya.
Support masif dan besar-besaran itulah yang membuat Gibran kelihatan berprestasi. Orang lain yang capek-capek berkeringat, dia kelihatan lebih rileks tanpa keringat. Enak sih, didorong emak, disupport bapak, dibantu banyak orang di belakang layar, diakomodir dengan sumber daya yang masif, difasilitasi dengan instrumen negara dan politik dengan cara yang tidak beretika.
Udah gitu, pendukungnya makin stres karena yakin Gibran bisa membawa Prabowo jadi pemenang pilpres hanya dalam satu putaran. Benar-benar sudah stres akut.
Tidak ada komentar: