Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan memperkenalkan grand plan atau desain besar ekonomi kreatif yang ditawarkannya bersama cawapres Mahfud Md. Ganjar menjelaskan grand plan itu mencakup insentif hingga akses permodalan bagi para pelaku industri ekonomi kreatif.
"Hari ini sudah ada (grand plan), kami sampaikan dalam diskusi yang sangat dalam. Jadi kami mengumpulkan orang kreatif. Mau dikeluarkan sendiri apa nanti? Nanti aja dalam perdebatan itu," kata Ganjar dalam acara Demokr(e)asi yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024).
"Kalau mau dicicil, satu kelembagaan tadi. Kedua bagaimana cara fasilitasnya, insentif yang bisa diberikan termasuk akses permodalan, mungkin perpajakan," sambungnya.
Ganjar mengatakan nantinya konsep grand plan ekonomi kreatif akan dibeberkan timnya dalam diskusi mendatang. Selain akses permodalan, konsep lain yang ditawarkan dalam desain besar ekonomi kreatif ialah keberadaan duta besar seni budaya. Ganjar juga mengajak agar RI membuka diri mempelajari kesuksesan industri kreatif di negara lain, seperti Korea Selatan dan India.
"Ini jadi penting maka peran dubes-dubes ini sekarang kita dorong untuk tak hanya fasilitasi, tapi sekaligus memasarkan dan kemudian grand desain ini kalau konteksnya suka tidak suka, mau tidak mau kita bisa belajar dari dua negara, satu India dengan Bollywoodnya. Kedua adalah Korea (Selatan). Nggak usah malu-malu," ujarnya.
Ganjar memandang potensi industri kreatif di RI tak kalah dari negara lain. Meski begitu, dia memandang industri tersebut masih butuh banyak perhatian serta dukungan dari pemerintah.
"Jadi artinya kita enggak kalah. Musik kita punya potensi besar, film mulai meningkat. Tinggal fasilitasnya," jelasnya.
Ganjar juga berbicara mengenai pentingnya kekayaan intelektual atau intellectual property (IP) di dunia industri kreatif. Ganjar kemudian menceritakan pengalamannya sewaktu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kala itu, ia berkeinginan menjadikan bank BUMD di Jateng menerima IP sebagai agunan pinjaman.
"Pada saat saya dicapreskan, saya ketemu kawan muda, bicara IP. 'Pak udah ada aturannya loh pak bahwa IP bisa dijadikan kolateral untuk pinjaman. Kalau enggak salah baru satu bank swasta'. Wah saya tergoda, mau enggak besok pagi pecah telur? Kamu mau pinjem uang ke saya? Waktu itu saya sebenarnya pengin banget dukungan untuk apa? Untuk pecah telur agar IP sebagai kolateral pinjaman bisa dieksekusi, di mana? Bank Jateng," terangnya.
Ganjar Ingin Hidupkan Lagi Barekraf
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengungkapkan keinginannya menghidupkam kembali Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) jika mendapat mandat sebagai Presiden 2024. Hal tersebut berdasarkan masukan dari sejumlah pihak.
"Ya dalam dialog tadi kita tanyakan, apakah secara kelembagaan memang perlu institusi khusus? Jawabannya iya. Dan ini juga masukan dari banyak pihak agar dihidupkan kembali badan ekonomi kreatif. Saya kira kalau itu menjadi sebuah masukan, dan menurut para pelaku itu penting, ya kita hidupkan lagi," ujar Ganjar.
Ganjar memandang tak masalah apabila Barekraf menjadi badan yang berdiri sendiri seperti sebelumnya apabila bisa menunjang aktivitas pelaku ekonomi kreatif.
"Tidak apa apa. Dan itulah yang menurut saya menjadi sangat responsif pada keperluan-keperluan dari para pelaku ekonomi kreatif," ucapnya.
Ganjar juga mengaku berbincang dengan mahasiswa RI yang berkuliah di Korea Selatan betapa majunya industri kreatif di negeri gingseng itu. Karena itu, dia optimistis bahwa RI bisa menghasilkan kekuatan ekonomi yang besar seperti Korea melalui ekonomi kreatif
"Dan dicontohkan tadi, ada mahasiswa tadi yang kuliah di Korea Selatan, dia menunjukan bahwa ini bisa menghasilkan kekuatan ekonomi yang dahsyat dan saya juga sangat percaya itu karena saya bertemu dengan semua pelaku nya," imbuhnya.
Tidak ada komentar: