BALASAN TELAK GIBRAN SKAKMAT PERMAINAN POLITIK TANPA ETIKA KUBU PRABOWO

  

Statement Sekjen Partai PBB yang menyenggol nama Gibran berbuntut panjang. Gak panjang-panjang amat sih. Cuma ya itu, etikanya di mana?

Dia secara tidak langsung, mungkin bisa disebut menghasut atau mengompori Gibran untuk keluar dari PDIP jika diminta menjadi cawapres. Alasannya agak konyol, katanya demi kepentingan bangsa dan negara. Dia kembali menegaskan jika Gibran menjadi cawapres Prabowo yang berdampak harus keluar dari PDIP, dia mengatakan untuk tidak takut.

Demi kepentingan apa? Kepentingan bangsa dan negara atau untuk kepentingan Prabowo?

Lalu apa jawaban Gibran saat dihasut untuk keluar dari PDIP kalau mau jadi cawapres Prabowo? Dia jawab simpel aja.

“Nggak bisa kayak gitu asal-asal keluar,” kata Gibran.

Gibran mungkin sudah kesel sampai tak tahu lagi harus ngomong apa. Masalahnya, Gibran itu orangnya santun dan tidak emosian. Dia bukan tipe orang yang meledak-ledak saat marah. Dan itu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh kelompok Prabowo. Gibran menolak, kelompok sebelah terus nge-gas.

Mungkin mereka melihat manuver Budiman Sudjatmiko yang bisa dengan entengnya lompat sana-sini. Mereka pikir semua orang itu kayak Budiman yang di saat kebelet punya kepentingan, tidak malu-malu memutuskan urat malu dan bergabung dengan Prabowo yang dulu pernah dia lawan sebagai aktivis.

Please. Jadi orang jangan seperti itu lah. Gibran sudah menolak secara halus. Kalau memang punya etika, harus udah paham dan menghormati keputusan orang lain. Masa harus tunggu Gibran gebrak meja atau mencekek leher? Nanti dibilang Gibran galak, kejam, tidak beradab, gak punya sopan santun, lebay, norak. Padahal tetangga sebelah ini terus memancing emosi.

Ini secara tidak langsung mereka mau bilang mereka tidak cukup bagus untuk bertarung di Pilpres sehingga harus menarik, merebut atau bahkan membajak orang dari partai lain.

Gibran memang masih muda dan belum lama terjun ke dunia politik. Tapi untuk urusan seperti ini, kayaknya dia sudah paham. Apalagi PDIP pernah kasih tahu Gibran bahwa akan ada banyak pihak yang melakukan dansa politik jelang pemilu. Sekali masuk perangkap, akan sulit keluar.

Yang paling dikhawatirkan adalah ada banyak penggugat UU Pemilu soal batas usia capres dan cawapres. Peluang dikabulkan memang kecil, tapi kalau sampai gugatan ini gol, dan sah untuk pemilu tahun depan, bisa kalian bayangkan, Gibran akan sakit kepala dibombardir sana-sini, dihasut, dikomporin, diprovokasi agar masuk jebakan maut. Etika politik nomor sekian.