ADA BANYAK BUKTI PRABOWO CUMA MEMENTINGKAN AMBISINYA SEMATA BUKAN UNTUK RAKYAT!

  

Prabowo itu meski tidak mencalonkan diri di pilpres ini, dia bisa menjalankan program makan gratis dan pemberian susu yang juga gratis.

Tetapi tampaknya urusan politik memang punya tujuan tertentu. Dan tujuan Prabowo adalah ingin berkuasa mutlak, atau minimal bisa jadi Presiden, sebuah cita-cita yang pasti sudah sangat lama di idam-idamkannya.

Bayangkan sudah tiga kali kalah tetapi masih penasaran, dan sekarang yang sudah keempat. Jika kalah lagi dan dia masih eksis di musim pilpres berikutnya, bisa jadi ia akan ikut lagi.

Beredar berita bahwa kalau di tahun 2024 ia kalah lagi maka ia akan naik gunung alias pensiun. Dan kabarnya pula, pernyataan ini pun pernah disampaikannya waktu pilpres sebelumnya yaitu 2019.

Jadi yang namanya Prabowo, ia tidak akan pernah berhenti sebelum memang benar-benar sudah tidak bisa berdaya lagi. Bukankah ia sering menegaskan bahwa dirinya adalah prajurit yang pantang menyerah?

Karakter seperti itu menurut hemat saya memang tidak layak menjadi pemimpin. Orang yang ambisinya begitu besar dan menggunakan motivasi ala-ala “perang brutal” bisa jadi hanya akan membuat banyak kerusakan. Demi ambisi kerusakan pun bisa terjadi dimana-mana.

Dan demi ambisi pula, tugas-tugas utama kemanusiaan atau pancasilais akan terabaikan.

Selama menjadi menteri pertahanan, Prabowo tak terdengar bersuara tentang masalah KKB di Papua. Padahal itu kan masuk domain atau ranah Prabowo sebagai menteri pertahanan, sebagaimana dulu Ryamizard Ryacudu yang sebelumnya pernah menjadi menteri pertahanan menawarkan diri untuk menumpas gerombolan KKB. Sedangkan Prabowo? Mungkin sudah tidak segarang dulu waktu menculik aktivitis 98.

Jadi sangat jelas terlihat bahwa Prabowo punya banyak kepentingan sehingga tidak setegas dengan Ryamizard Ryacudu. Apalagi saat ini Prabowo sudah dibackup Jokowi, maka makin jelas benang merahnya kenapa ada banyak masalah di negeri ini yang sulit selesai dengan baik dan cepat.

Entah kenapa food estate atau masalah pangan itu malah diserahkan ke Prabowo? Lalu dengan alasan demi pertahanan negara, jumlah anggaran di kementrian yang dipimpin oleh Prabowo itu begitu sangat besar sekali. Publik bertanya-tanya lagi, apakah anggaran yang sedemikian besar itu sudah efektif untuk kebutuhan pertahanan negara? Atau malah ada sesuatu yang tidak beres? Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bu Connie Bakri soal anggaran pertahanan di Kementrian yang dipimpin Prabowo ini.

Selama Prabowo menjadi menteri pertahanan, sepertinya kementrian ini “di-Anak Emas-kan” oleh Jokowi. Dan entah kenapa Gibran mengatakan “Tenang saja Pak Prabowo, saya sudah di sini” pas waktu diangkat menjadi cawapres Prabowo. Semua sudah semakin jelas benang merahnya.

Semua sudah jelas sejelas-jelasnya. Masyarakat dibuat seperti tak berdaya.

Jadi kenapa masalah pertanian atau ketersediaan pangan justru dibebankan ke Prabowo sebagai menteri pertahanan. Bukankah itu domain kementrian pertanian?

Adanya ketidaksinkronan tugas-tugas kementrian seperti itu maka publik bisa menaruh curiga bahwa itu semua adalah akal-akalan? Atau ada yang tidak beres. Apalagi sampai mangkrak proyek yang dibebankan itu, seperti Food Estate yang sudah merusak lingkungan dan benar-benar mangkrak. Sepertinya tidak ada pertanggungjawaban.

Dengan segala sepak terjang yang sangat janggal ini dan sangat mencurigakan atau ada yang tidak beres, maka apakah sosok seperti Prabowo yang didukung oleh penguasa itu adalah sosok yang kita harapkan? Sosok yang tidak banyak menyelesaikan masalah justru hanya mementingkan ambisinya semata?