Akhirnya Dini Sera Afrianti(DSA) alias Andini (29), harus meregang nyawa ditangan Gregorius Ronald Tannur (GRT) yang tak lain adalah kekasihnya sendiri (31).
Nasib tragis itu harus diterima DSA setelah mengalami penganiayaan yang luar biasa sadis yang dilakukan GRT, yaitu anak dari Edward Tannur anggota komisi IV DPR RI dari fraksi PKB.
Akhirnya setelah pihak kepolisian menghimpun fakta dari proses penyelidikan, hasil otopsi, dan mengamankan sejumlah bukti dari rekaman CCTV, dan voice not keluarga dan teman korban, pihak kepolisian menetapkan GRT sebagai tersangka.
Ketua fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal mengakui, bahwa GRT adalah putra dari anggota fraksi partainya yakni PKB.
Hal ini menjadi tamparan yang keras bagi PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar, yang saat ini sedang gencar-gencarnya tebar pesona dan pencitraan untuk mempersiapkan dirinya sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Rasyid Baswedan.
Ibarat pepatah "orang lain yang makan nangka, dia yang kena getahnya," yang jelas peristiwa keji ini akan mencoreng popularitas Muhaimin dan elektoral partainya.
Karena masyarakat pasti akan menghubungkan peristiwa ini dengan eksistensi partai, mengingat saat ini sudah memasuki tahun politik dan gelaran pemilu yang sudah semakin dekat.
Peristiwa tragis ini merupakan bentuk tragedi kemanusiaan, dan akan mempengaruhi psikologis sosial masyarakat luas. Dimana masyarakat akan menilai PKB sebagai partai berbasis Islam karena berasal dari ormas Islam terbesar, setidaknya mereka akan berucap dalam hati - ternyata partai yang selama ini mereka pikirkan tidak seperti yang bisa dibayangkan oleh mereka sebelumnya.
Seperti kematian, tidak ada yang bisa menebak dan memprediksi kapan datangnya, begitu pula jika kesialan itu datang, tidak akan ada yang mampu menolaknya.
Saatnya Muhaimin mentafakuri, dosa apa yang sudah dia perbuat, dan sikap apa yang seharusnya dia lakukan? Hanya dirinya sendiri yang bisa menentukan.
Reviewed by TELINGA RAKYAT
on
Oktober 09, 2023
Rating:
Tidak ada komentar: