AKIBAT PRAKTIK NEPOTISME YANG DIPAMPANG NYATA DARI GIBRAN, BEM UGM PASANG BALIHO JOKOWI “ALUMNUS PALING MEMALUKAN”

  

Baliho besar bergambar Presiden Jokowi terpasang di area Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023).

Dalam baliho bergambar Jokowi dengan separuh pakaian jas bermahkota raja dan separuh almamater UGM bertutup kepala caping itu, tertulis kata-kata Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan.

Baliho tersebut ternyata dibuat dan dipasang oleh BEM KM UGM yang di waktu sama menggelar mimbar demokrasi di depan kampus tersebut.

Mereka menyatakan kekecewaan pada Jokowi yang dinilai tak menjawab persoalan fundamental bangsa.

Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor mengatakan pemberian nominasi alumnus paling memalukan merupakan bentuk kekecewaan mereka pada Jokowi.

Banyak persoalan fundamental yang sampai saat ini dirasa belum tuntas diselesaikan meski hampir 10 tahun kepemimpinan.

"Mulai dari kasus korupsi, yang sekarang justru, pimpunan KPK yang notabene merupakan garda terdepan pemberantasan korupsi justru menjadi pelaku kriminal.

Belum bicara soal kebebasan berpendapat revisi UU ITE sangat amat mempermudah para aktivis untuk dikriminalisasi, belum bicara soal konstitusi yang sangat buruk," ungkapnya di sela acara.

Situasi terakhir yang membuat mahasiswa semakin yakin yakni adanya situasi di Mahkamah Konstitusi yang menjadi gerbang bukti empiris bahwa pilar hukum di Indonesia tak lagi independen. Apalagi keputusan Hakim Anwar Usman yang menambah bukti.

"Belum lagi bicara soal indeks demokrasi yang semakin lama semakin merosot. Kami merasa sudah tidak ada momentum lain selain sekarang untuk menobatkan presiden Jokowi sebagai alumnus paling memalukan di UGM. Kami menyebutnya tidak hanya semacam orde baru tapi orde paling baru karena bentuk represifitasnya dibentuk, dikemas dalam bentuk yang lain tetapi kejamnya sama, otoriternya sama tapi dibungkus layaknya seorang yang innocent yang tak berdosa," tegasnya.

Perilaku Jokowi menurut Gielbran tidak mencerminkan nilai-nilai UGM. Belum lagi menurut dia bicara soal dinasti politik yang secara vulgar terpampang saat ini.

"Ya sehingga saya rasa tidak ada momentum lain selain sekarang untuk menobatkan beliau sebagai alumnus UGM yang paling memalukan," pungkasnya.